Wednesday, November 18, 2015

Harga Emas Termurah Sejak 2010, Teror Paris Belum Gawat

Rifan Financindo Berjangka – Harga Emas jatuh dibawah $1.070 untuk pertama kalinya sejak 2010 pada perdagangan Selasa (17/11) waktu New York ditengah keterkejutan para investor dengan serangan teror di Paris dan aksi beli yang dilakukannya pada saham-saham, sehingga meluruhkan ketertarikan kepada Emas.

Ekonom Nouriel Roubini menyatakan bahwa serangan yang terjadi di Paris bisa menjadi pengungkit pertumbuhan ekonomi Zona Eropa jika European Central Bank (ECB) bisa mengambil keputusan untuk meningkatkan kebijakan moneter stimulusnya. Dalam pandangannya sebagaimana dikutip oleh CNBC, bahwa dampak dari serangan tersebut  tidak lain masih tergolong moderat.
Sementara itu, pandangannya mengenai Cina diperkirakan akan mengalami “a bumpy landing” – pendaratab bergelombang –  setelah negeri Titai Bambu ini menjadi lebih berorientasi pada konsumerisme. Berkenaan dengan pendapatnya mengenai langkah The Federal Reserve kedepannya, Roubini menekankan bahwa apakah suku bunga akan dinaikkan pada Desember atau Maret nanti, tidak terkait dengan kinerja pasar saham dalam jangka panjang. Jangka panjang kenaikan suku bunga ini justru lebih besar dampaknya.
Harga emas untuk kontrak pengiriman bulan Desember menurun $15 atau 1,4% ke harga $1.068,60 per ons di bursa Comex. Ini merupakan harga penutupan yang paling rendah sejak 8 Februari 2010.
Turunnya harga emas ini sejalan dengan penurunan harga komoditi minyak pula. Serangan teror di Paris dianggap belum cukup kuat atau gawat untuk bisa mendorong investor melakukan langkah pengamanan investasi dengan memilih aset yang lebih aman. Disatu sisi, hal ini mencerminkan kondisi masyarakat Paris khususnya yang sangat kuat dalam menghadapi serangan teror ini. Alih-alih mereka takut dan gentar yang akan mendorong kepanikan kepada aset investasi yang lebih aman seperti emas.
Aset investasi seperti emas memang tipe-tipe pengaman investasi yang menjadi pilihan investor manakala kondisi ekonomi tidak menentu atau situasi geopolitik terancam. Meskipun harga emas sempat menguat diawal perdagangan minggu ini, pada hari Senin kemarin namun prospek kebangkitan suku bunga AS yang mendorong dolar AS naik paska data ekonomi AS yang meyakinkan, telah membuat harga emas terpukul kembali. Setidaknya pasar meyakini bahwa pertengahan Desember merupakan saat bagi kenaikan suku bunga AS.
Dalam perdagangan dihari Selasa, Indek Dolar AS menguat 0,27%, penguatan Dolar AS ini jelas semakin memperburuk citra emas sebagai tujuan investasi. Dolar yang kuat membuat  harga komoditi terasa lebih berat khususnya bagi kalangan investor yang selama ini menggunakan mata uang lain selain Dolar AS.
Menguatnya Dolar AS ditopang dengan data ekonomi AS yang baik. Data ekonomi terkini menunjukkan Indek Harga Utama, Core Prices Indek mengalami kenaikan untuk pertama kalinya dalam tiga bulan terakhir ini. Angka dibulan Oktober menunjukkan kenaikan sebesar 0,2% sesuai dengan harapan dan perkiraan investor sebelumnya. Laporan Inflasi jangka pendek nampaknya akan segera tumbuh dan kebijakan untuk menaikkan suku bunga AS yang sudah direncanakan tinggal diambil saja.
Jatuhnya harga emas juga menyeret harga komoditi logam lainnya, Perak untuk kontrak pengiriman bulan Desember juga berakhir turun sebesar 5,1 sen atau sebesar 0,4% ke harga $14,171 per ons sementara Tembaga untuk kontrak bulan Desember juga turun 1,2 sen atau sebesar 0,5%, ke harga $2,104 per pon. Harga tembaga ini juga merupakan yang paling murah sejak 2009. Proyeksi ekonomi global yang masih burum ditengah perlambatan ekonomi Cina yang membebani pasar industri logam. Tren penurunan harga logam ini diperkirakan masih akan berlanjut.
Sumber : http://financeroll.co.id/news/harga-emas-termurah-sejak-2010-teror-paris-belum-gawat/

0 comments:

Post a Comment