RIFANFINANCINDO PEKANBARU - Hingga sesi perdagangan Jumat (14/Sep) siang ini, Dolar AS masih tertekan terhadap mata uang-mata uang mayor. Selain karena lemahnya data inflasi AS yang dirilis kemarin malam, mengendurnya krisis di Turki pasca kenaikan suku bunga, menjadi faktor yang turut membebani kenaikan Dolar AS.
Baca juga:
- PT.RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
- PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
- PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
- PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
- RFB || RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
- rifan financindo || Banyak Masyarakat Belum Paham PBK
- PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA ||
- pt rifan financindo
CPI AS Di Bawah Ekspektasi
CPI AS bulan Agustus, data inflasi yang digunakan sebagai salah satu referensi bagi The Fed untuk mempertimbangkan penyesuaian Rate, hanya naik 0.2 persen, lebih rendah dari ekspektasi kenaikan 0.3 persen. Mengenai hal ini, Masafumi Yamamoto, pakar forex dari Mizuho Securities in Tokyo, mengungkapkan bawah, "Faktor utama yang melemahkan Dolar AS adalah lemahnya CPI."
Baca juga:
- RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
- PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
- RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
- RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
- RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
- PT.RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
- PT.RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
- RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
Kenaikan Suku Bunga Turki Legakan Pasar
Para investor juga melepaskan Dolar AS setelah kekhawatiran krisis Turki mereda. Bank sentral negara pimpinan Tayyip Erdogan tersebut akhirnya menaikkan Rate sebanyak 625 basis poin menjadi 24 persen, demi mengembalikan kepercayaan terhadap mata uang Lira.
Sebelumnya, tindak pengetatan moneter semacam ini menjadi polemik antara bank sentral dengan jajaran pemerintahan Erdogan. Pasalnya, presiden Erdogan telah menyatakan bahwa dirinya sangat menentang suku bunga tinggi.
Kebijakan moneter tersebut memunculkan asumsi pasar, bahwa bank sentral Turki telah memperoleh kembali independensinya dari campur tangan Erdogan. Namun, pengamat pasar negara berkembang masih sangsi akan hal tersebut.
"Kenaikan suku bunga Turki memang patut dipuji, tetapi pokok permasalahan ke depan adalah tentang bagaimana Presiden Erdogan akan memandang pengetatan moneter ini," kata Kota Harayama, ekonom pasar negara berkembang untuk SMBC Nikko Securities."Terlalu naif jika berasumsi jika Erdogan akan terus menghormati independensi bank sentral. Bank sentral Turki akan kehilangan kredibilitasnya lagi, dan kenaikan suku bunganya akan sia-sia jika kebijakan moneter dicampur-adukkan dengan politik."
Dolar AS Melemah, Lira Turki Menguat Pesat
Indeks Dolar turun ke level 94.48 saat berita ini ditulis, kian jauh dari level 94.90 yang tercapai kemarin. EUR/USD naik tipis 0.05 persen ke $1.1695, menambah kenaikan 0.5 persen yang tercapai kemarin malam pasca kebijakan moneter ECB.
Sedangkan Lira mulai melemah setelah melonjak lebih dari 4 persen merespon kenaikan suku bunga Turki. Saat berita ini ditulis, USD/TRY diperdagangkan di angka 6.129, dari level 6.4632 yang tercapai sebelum pengetatan moneter bank sentral.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )
Lihat : Rifanfinancindo
Sumber : seputarforex
Baca juga :
- PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
- PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA DBS TOWER | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
0 comments:
Post a Comment