Thursday, October 9, 2014

Minim Sentimen Pendukung, Pasar Uang Domestik Melemah

 

Financeroll - Pada perdagangan Rabu (8/10) nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta  sore melemah 45 poin menjadi Rp 12.247 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 12.202 per dolar AS.  Dolar AS kembali menguat terhadap sebagian besar mata uang utama dunia menjelang dirilisnya hasil pertemuan bank sentral AS (Federal Reserve) terkait kenaikan suku bunga AS (Fed rate).  Laju IHSG  terpangkas  semakin dalam menjelang penutupan perdagangan. Aksi jualsaham investor asing membuat IHSG menukik hingga 74 poin.  Pada pembukaaj perdagangan pagi tadi, IHSG anjlok 40,421 poin (0,80%) ke level 4.992,420 pasca pemilihan Pimpinan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
Dari hasil pertemuan the Fed itu, investor akan memprediksi waktu kenaikan suku bunga AS. Jika hasil pertemuan the Fed menunjukkan mengenai waktu spesifik, hal tersebut akan memicu aksi beli dolar AS.  Lembaga dana moneter internasional (IMF) yang memangkas proyeksi pertumbuhan global, juga mendorong permintaan aset mata uang “safe haven” meningkat.  Potensi pertumbuhan ekonomi AS yang diperkirakan lebih cepat dibandingkan negara-nega di Eropa, Jepang serta Tiongkok yang sedang menunjukan tanda-tanda perlambatan juga menambah faktor bagi mata uang dolar AS diminati investor.
Dari dalam negeri,   salah satu faktor yang masih membayangi pertumbuhan ekonomi, yakni infrastruktur serta sistem peraturan yang relatif masih lemah untuk menjamin investasi di pasar keuangan. Diharapkan hal itu dapat teratasi sehingga akan mendorong pertumbuhan.  Seiring pelemahannya di transaksi antarbank di Jakarta, pada kurs tengah Bank Indonesia mata uang lokal ini juga bergerak melemah menjadi Rp 12.241 dibanding posisi sebelumnya di posisi Rp 12.190 per dolar AS.
Pada penutupan perdagangan Sesi, IHSG jatuh 52,582 poin (1,04%) ke level 4.980,259 akibat penuh tekanan jual sejak pagi tadi. Investor asing kembali menjual bersih.  Seluruh sektor saham jatuh ke zona merah akibat tekanan jual tersebut. Saham-saham berbasis industri dasar jatuh paling dalam, sampai nyaris tiga persen.  Pada akhir perdagangan, IHSG terjun 74,322 poin (1,48%) ke level 4.958,519. Sementara Indeks LQ45 anjlok 15,034 poin (1,76%) ke level 837,367.  Tercatat investor asing belum betah bertahan di bursa dalam negeri. Transaksi investor asing sore ini tercatat melakukan penjualan bersih (foreign net sell) senilai lebih dari Rp 700 miliar di pasar reguler.
Sementara perdagangan hari ini berjalan moderat dengan frekuensi transaksi sebanyak 206.347 kali dengan volume 5,2 miliar lembar saham senilai Rp 5,2 triliun. Sebanyak 70 saham naik, 222 turun, dan 66 saham stagnan.  Rata-rata bursa Asia menutup perdagangan di zona merah gara-gara kena tekanan sentimen anjloknya Wall Street semalam. Hanya bursa saham Tiongkok yang mampu menguat.
Adapun  situasi dan kondisi bursa regional sore ini:  Indeks Nikkei 225 anjlok 187,85 poin (1,19%) ke level 15.595,98, Indeks Hang Seng turun 159,19 poin (0,68%) ke level 23.263,33, Indeks Komposit Shanghai naik18,92 poin (0,80%) ke level 2.382,79, dan  Indeks Straits Times berkurang 16,95 poin (0,52%) ke level 3.227,04.

Sumber :  http://financeroll.co.id/news/minim-sentimen-pendukung-pasar-uang-domestik-melemah/

0 comments:

Post a Comment