Friday, January 20, 2017

Reli Dolar AS Karena Yellen, Tersandung Pelantikan Trump

Pekanbaru - Reli Dolar AS setelah komentar hawkish Ketua The Fed, Janet Yellen, Kamis (19/Jan) dini hari tadi gagal berlanjut karena para trader masih mewaspadai event pelantikan Presiden AS yang diwarnai boikot oleh para anggota parlemen, pada 20 Januari besok.


donald-j-trump


Greenback menunjukkan perubahan terhadap Yen, dengan USD/JPY yang diperdagangkan di angka 114.50 saat berita ini ditulis, putar balik dari level tinggi 114.88 yang tercapai setelah pidato Yellen. USD/JPY telah reli hampir 2 persen sehari sebelumnya, menjauh dari low tujuh minggu di angka 112.570.

Sementara itu, GBP/USD yang sempat melonjak hingga 3 persen pada hari Selasa lalu akibat pidato pernyataan Theresa May tentang negosiasi Brexit, berbalik turun 1 persen pada sesi perdagangan malam tadi. GBP/USD diperdagangkan di angka 1.2277 saat berita ini ditulis. Sedangkan, EUR/USD tampak flat dengan diperdagangkan d angka 1.0638, setelah melorot 0.8 persen sehari sebelumnya.

Dolar AS mengalami kenaikan bersama dengan imbal hasil obligasi AS serta setelah Ketua The Fed, Janet Yellen, mengatakan bahwa ada kekhawatiran terhadap risiko kenaikan suku bunga yang terlambat. 

"Terlalu lama menunggu untuk mulai menuju rate netral dapat berisiko buruk - baik berupa inflasi berlebihan, ketidakstabilan finansial, ataupun keduanya," kata Yellen di hadapan hadirin Commonwealth Club of California di San Fransisco dini hari tadi. Yellen menambahkan bahwa akibat keterlambatan itu dapat berujung pada resesi baru.


Pelantikan Donald Trump Masih Ditunggu

"Komentar Yellen sebetulnya bukanlah hal baru, tetapi cukup membantu para pelaku pasar untuk buy-back Dolar yang telah tenggelam bersama dengan yield obligasi pemerintah AS," kata Shin Kadota, Ahli Forex Senior di Barclays yang dikutip oleh Ruetrs.

"Namun, Dolar tampaknya tak membuat kenaikan lebih jauh dari level tersebut sehubungan dengan menjelang pelantikan Donald Trump. The Fed akan menghadapi kenaikan suku bunga berturut-turut, tetapi kebijakan moneter juga bergantung pada seberapa besar spesifikasi kebijakan Trump nanti," imbuhnya.(Mbs-rifan financindo berjangka)


Sumber : seputarforex

0 comments:

Post a Comment