Friday, May 18, 2018

RIFAN FINANCINDO | GBP/USD Berbalik Turun Setelah Update Kabar Brexit Terbaru

RIFAN FINANCINDO PEKANBARU - Poundsterling turun memangkas penguatannya terhadap Dolar AS di hari Kamis (17/Mei) sore ini. Hal tersebut terjadi setelah Reuters mengutip salah seorang nara sumber dari kantor Perdana Menteri Inggris yang tidak boleh disebutkan namanya. Beliau menyangkal spekulasi yang menyebutkan bahwa Inggris siap untuk tetap berada di Uni Eropa hingga tahun 2021.

Baca Juga : 


poundsterling


Sebelumnya, kabar dari Telegraph menuliskan adanya spekulasi bahwa Inggris akan menyatakan dalam forum perundingan Brexit dengan Uni Eropa di Brussels berikutnya, bahwa mereka bersiap untuk tetap bersama dengan Uni Eropa hingga tahun 2021. Alasannya, masalah perbatasan dengan Irlandia terlalu sulit dipecahkan. Kabinet pemerintahan Theresa May tak punya pilihan lain selain mempertahankan beberapa peraturan Uni Eropa hingga tahun 2021.

Kabar awal memang sempat membawa Poundsterling menguat terhadap Dolar AS ke level tinggi dua hari. Namun, kabar berikutnya membuat arah GBP/USD berbalik. GBP/USD yang sebelumnya naik 0.6 persen terhadap Dolar AS ke angka 1.3569, berbalik turun dan diperdagangkan di posisi 1.3475.
Baca Juga :


Penguatan Poundsterling Terlalu Rentan

Para analis mengaku tak terkejut dengan penurunan GBP/USD kembali. Dari awal terbentuknya penguatan GBP/USD, mereka sudah memperkirakan akan adanya pembalikan dengan cepat. Salah satunya adalah Esther Maria Reichelt dari Commerzbank Frankfurt. Ia mengatakan bahwa hal ini membuktikan bahwa penguatan Poundsterling masih sangat tergantung dengan skenario Brexit yang tidak pasti. Risiko dari hard Brexit masih membayangi mata uang Inggris tersebut.

Oleh sebab itu, Poundsterling masih dapat menghadapi tekanan turun, khususnya mengingat pihak Uni Eropa yang masih skeptis terhadap proposal-proposal yang diajukan oleh Inggris.


Hal senada diungkapkan oleh Jordan Rochester dari Nomura. "Saya tidak terlalu terkejut dengan kabar semacam ini karena para investor masih mengharapkan adanya perubahan sikap dari Uni Eropa," tuturnya. Selain Brexit, menurut Rochester, data ekonomi Inggris dan pengetatan kebijakan moneter Bank Sentral Inggris akan tetap mendikte kuat-lemahnya Poundsterling.  ( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )



Sumber : seputarforex

Baca juga :

0 comments:

Post a Comment