Rifanfinancindo - Jakarta Akhirnya Founder dan Chief Executive Office (CEO) PT Jouska Finansial Indonesia, Aakar Abyasa Fidzuno, buka suara soalpemilihan saham PT Sentral Mitra Informatika Tbk (LUCK) sebagai salah satu portofolio investasi bagi para kliennya.
Saat wawancara dengan CNBC Indonesia, Aakar menjelaskan ada beberapa pertimbangan mengapa saham LUCK masuk dalam rekomendasi yang bisa dipilih para kliennya.
"Kenapa LUCK? Kita memilih beli itu misal LUCK itu lagi uptrend [menguat] kala itu di 2019. Saham yang lagi uptrend kenapa tidak untuk direkomendasikan, kemudian sampai Mei (2019) itu mereka masih bagi dividen beda lho, itu beda sama saham gocap [saham Rp 50]. Dan kita tidak merekomendasikan investasi bodong. Saham yang ada di BEI itu legal untuk dijual dan dibeli," kata Aakar, kepada CNBC Indonesia, Selasa (21/7/2020).
Baca Juga :
|
"Jika saat itu uptrend, maka artinya wajar untuk menjadi sebuah pilihan, apalagi jika pada masa tersebut market sedang sideways. Saham yang ada di BEI itu legal untuk dijual dan dibeli," tambah Aakar lagi.
Aakar memberikan contoh, saham Amazon pada saat dilepas di pasar perdana (initial public offering/IPO), cuma sedikit investor yang berminat membeli saham Amazon. Sekadar catatan, Amazon resmi melantai di bursa Wall Street pada 15 Mei 1997.
"Tahu nggak waktu itu Amazon IPO, siapa mau beli saham itu yang katanya nggak jelas di awal-awal. Lha, coba sekarang berapa saham Amazon?" kata Aarka.
CNBC Indonesia mencoba menanyakan perihal rekomendasi saham yang diberikan Jouska buat kliennya kepada praktisi pasar modal. Salah satu pelaku pasar saham mengatakan, seharusnya Jouska memberikan rekomendasi saham-saham yang likuid kepada klien.
"Sebagai konsultan investasi, Jouska seharusnya memberikan rekomendasi saham yang bersifat 'liquid', seperti di LQ45 atau Kompas100. Di sana juga banyak perusahaan kecil yang bagus, dan laporan keuangannya dipantau secara reguler oleh analis di pasar modal," kata pelaku pasar tersebut.
Ada konflik kepentingan juga karena LUCK saat melakukan penawaran saham perdana memakai Philips Sekuritas sebagai 'underwriter', yang dalam hal ini juga bekerjasama dengan Jouska.Menurut dia, di pasar modal sudah jelas bahwa LUCK termasuk saham yang fundamental dan likuiditasnya dipertanyakan.
"Merupakan suatu hal yang tidak dapat dibenarkan jika Jouska merekomendasikan - apalagi mengeksekusi - aset klien untuk diinvestasikan pada saham yang tidak liquid, volume perdagangan hariannya rendah, dan harganya tidak bergerak sesuai fundamental," tambahnya.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )
0 comments:
Post a Comment