Wednesday, January 18, 2017

Theresa May : Kesepakatan Brexit Final Melalui Voting Parlemen

Pekanbaru - Perdana Menteri Inggris, Theresa May pada hari Selasa siang waktu setempat menyampaikan statement terkait proses Brexit. Volatilitas pasar khususnya mata uang Poundsterling terpantau meningkat cukup signifikan pasca penyataan May tersebut.
Theresa May : Kesepakatan Brexit Final
Dalam penyataannya di London hari selasa (17/1) Theresa May akan mengajukan Kesepakatan final Brexit kepada voting parlemen. May juga mengatakan bahwa harus ada kompromi dalam proses negosiasi terkait Brexit, yang terpenting ialah memberikan sebanyak mungkin kepastian dan akan ada pengawasan yang tepat saat voting parlemen terkait Brexit.
Dalam kesempatan pidato tersebut, Theresa May berharap kesepakatan Brexit baru akan memungkinkan terjadinya perdagangan barang dan jasa secara bebas antara Inggris dan negara negara anggota Uni Eropa, sehingga hal itu akan memberikan kebebasan maksimal bagi perusahaan Inggris dan begitu juga bagi perusahaan Uni Eropa di Inggris.
Terkait dari upaya Theresa May mengajukan kesepakatan Brexit baru kepada parlemen, beliau menginginkan Inggris bisa kembali bangkit dari keterpurukan selama ini, lebih kuat, adil dan lebih bersatu sehingga dapat meningkatkan perekonomian dengan mengenjot investasi di Inggris.
Poundsterling Melonjak Tajam Pasca Penyataan May
Penyataan PM Inggris tersebut langsung memberikan dorongan kejut bagi Poundsterling, setelah mengawali pekan dengan penurunan tajam hari Senin kemarin, GBP/USD pada pukul 19:56 WIB terpantau menguat signifikan dan diperdagangkan pada harga 1.2336 atau melonjak sebesar 2.9 persen sepanjang hari selasa ini. Sementara itu EUR/USD juga menguat, berada di level 1.0685 setelah sempat menyentuh level tertinggi 5 pekan.

Pelemahan Greenback terhadap sebagian besar mata uang major hari ini disebabkan oleh karena banyak Investor melakukan sell off menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS pada tanggal 20 Januari mendatang, terlebih setelah Donald Trump berkomentar di sebuah artikel Wall Street Journal “penguatan Dollar AS terlalu ekstrim bisa membunuh kita” yang disikapi negatif oleh pelaku pasar.(Mbs-rifan financindo berjangka)

Sumber : seputarforex

0 comments:

Post a Comment