Wednesday, July 5, 2017

Kebijakan RBA Netral, AUD/USD Justru Terjungkal

Rifan Pekanbaru - Dolar Australia terus merosot dari siang hingga sore di sesi perdagangan Selasa (04/Juli) hari ini. Bank Sentral Australia (RBA) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga dan di luar perkiraan, tidak menunjukkan sentimen hawkish seperti bank-bank sentral negara maju lainnya.


dolar-australia


AUD/USD sudah bergerak turun 0.7 persen dengan diperdagangkan pada harga 0.7593 dari puncak 0.7680, pasca kebijakan moneter RBA yang mempertahankan suku bunga di level 1.5 persen dalam 10 rapat berturut-turut. 

Sebelumnya, para investor memperkirakan jika Gubernur RBA, Philip Lowe, akan mengikuti jejak Bank Sentral Inggris (BoE) dan Bank Sentral Kanada (BoC) yang memberikan pernyataan hawkish minggu lalu. Nyatanya, perkiraan tersebut meleset karena pernyataan kebijakan moneter RBA justru netral.

Gubernur Lowe mengungkapkan komentar yang menyebut bahwa pihaknya tidak mengikuti bank-bank sentral lain dan memilih fokus pada ekonomi dalam negeri Australia. Menurut Shane Oliver dari AMP Capital Markets yang dikutip oleh The Australian, inilah yang menyebabkan Dolar Australia tertekan terhadap Dolar AS hingga hampir satu persen.

Tertulis dalam dalam rilis kebijakan moneter RBA hari ini, "Dewan RBA menilai bahwa mempertahankan kebijakan moneter dalam pertemuan kali ini akan menjadi sebuah keputusan yang konsisten dengan pertumbuhan yang berkelanjutan dalam perekonomian, serta demi mencapai target inflasi tepat waktu."

RBA mengatakan bahwa perekonomian Australia diperkirakan akan menguat secara bertahap. Akan tetapi, pertumbuhan konsumsi masih kurang sehubungan dengan lambatnya pertumbuhan upah dan tingginya level utang rumah tangga (household debt).


Optimis Tak Berarti Hawkish

Para analis dari Capital Economics, mengatakan pada Financial Times, bahwa mereka memperkirakan suku bunga RBA tidak akan berubah di tahun 2017 ini. "Kami memperkirakan, meski RBA menunjukkan nada yang percaya diri terhadap situasi ekonomi Australia saat ini, tetapi kami tidak mengartikan hal itu sebagai kebutuhan untuk menaikkan suku bunga. Karena memang, masalah rendahnya inflasi masih menjadi pencegah bagi RBA untuk menaikkan suku bunga, setidaknya sampai tahun 2019."(Mbs-rifan financindo berjangka)
Sumber : seputarforex

0 comments:

Post a Comment