Wednesday, July 26, 2017

Suara Dewan BoJ Terpecah Soal Keluar Dari QE

PT. Rifan Financindo Pekanbaru - Para pembuat kebijakan di Bank Sentral Jepang (BoJ) memperdebatkan seberapa banyak informasi yang patut untuk diungkap oleh bank sentral tersebut, terkait kemungkinan untuk keluar dari kebijakan moneter longgar. Hal tersebut tertulis dalam notulen rapat BoJ untuk rapat yang telah digelar pada tanggal 15-16 Juni 2017, yang diterbitkan pada hari Selasa (25/Jul) pagi tadi.


bank-of-japan


Perdebatan Tentang Pengungkapan Exit QE
Sebagian anggota mengatakan bahwa BoJ perlu memberikan penjelasan yang jelas tentang bagaimana mereka akan mengatur kebijakan, serta apa dampaknya terhadap keuangan bank sentral, papar notulen tersebut.

Akan tetapi, sejumlah anggota lainnya mengingatkan bahwa Jepang masih jauh dari target inflasi 2 persen. Selain itu, mengungkapkan informasi mengenai niat untuk mengakhiri kebijakan moneter longgar yang terlalu cepat dapat menimbulkan gejolak di pasar. Para anggota dewan BoJ tersebut juga mengatakan, penting bagi BoJ untuk melanjutkan analisis internal mereka mengenai perhitungan kapan waktu yang tepat untuk exit dari pelonggaran kuantitatif (QE).

Dalam rapat tersebut, BoJ mempertahankan kebijakan moneternya dan meng-upgrade penilaiannya mengenai sektor Private Consumption untuk pertama kalinya dalam enam bulan. Sayangnya, dalam rapat kebijakan moneter yang terbaru, yakni yang digelar pada tanggal 19-20 Juli minggu lalu, BoJ justru mengundurkan waktu pencapaian target inflasinya.

Beberapa saat setelah notulen rapat ini ditulis, Yen Jepang sempat melemah terhadap Dolar AS. Namun siang ini, Yen kembali menekan Dolar, dengan USD/JPY yang diperdagangkan di 111.02, dari sebelumnya di posisi 111.32. Perhatian pasar saat ini tertuju pada The Fed, yang akan mengumumkan hasil rapatnya pada Kamis dini hari lusa.(Mbs-rifan financindo berjangka)


Sumber : seputarforex

0 comments:

Post a Comment