Rifanfinancindo - Jakarta Bank Dunia atau World Bank memprediksi ekonomi Indonesia diramal bisa tak tumbuh sama sekali alias 0% karena virus Corona. Perkiraan ini berdasarkan minimnya kegiatan ekonomi dan menurunnya kepercayaan konsumen selama PSBB ini.
Lalu, apa yang bisa dilakukan pemerintah agar kebijakan kehidupan normal yang baru atau new normal bisa efektif mendongkrak ekonomi RI di atas ramalan Bank Dunia tersebut?
Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira, hal mendasar yang bisa dilakukan pemerintah adalah memperbesar stimulus fiskal hingga 10% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Baca Juga :
"Perbesar stimulus untuk memperbaiki daya beli masyarakat tidak hanya kelas bawah yang selama ini sudah menerima bantuan tapi juga untuk kelas menengah yang rentan miskin," kata Bhima kepada detikcom, Jumat (19/6/2020).
|
Hal lainnya yang perlu dilakukan pemerintah adalah mempertajam insentif yang ada misalnya untuk mendukung UMKM.
"Pemerintah sebaiknya memberikan subsidi internet gratis dan subsidi gaji bagi UMKM yang rekrut pegawai," tambahnya.
Di sisi lain, Ekonom Center of Reform on Economic (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet mengingatkan pentingnya penanganan yang lebih ketat lagi demi menurunkan kasus COVID-19 secara nasional.
"Bisa melalui peningkatan test dan tracing yang lebih masif. Karena jika tren kasus bisa diturunkan saya kira ruang gerak ekonomi bisa lebih leluasa, semakin leluasa aktivitas ekonomi, semakin cepat pula proses pemulihan ekonomi bisa dilakukan," paparnya.
Pemerintah diimbau pula untuk mengeluarkan kebijakan tambahan yang bisa menjaga daya beli masyarakat khususnya bagi masyarakat berpendapatan menengah.
"Betul saat ini sudah disalurkan bantuan berupa uang tunai Rp 300 ribu per bulan bagi kelompok masyarakat ini, namun bantuan ini bisa diperluas baik nominal bantuan maupun peserta penerimanya," tutupnya.( Mbs-Rifan-Financindo-Berjangka )
0 comments:
Post a Comment